File System
File System adalah metode untuk menyimpan dan mengatur file-file dan
data yang tersimpan di dalamnya untuk membuatnya mudah ditemukan dan
diakses. File System dapat menggunakan media penyimpan data seperti
HardDisk atau CD Rom. File System juga dapat melibatkan perawatan lokasi
fisik file, juga memberikan akses ke data pada file server dengan
berlaku sebagai klien untuk protokol jaringan (mis. NFS atau SMB klien),
atau dapat juga berlaku sebagai file system virtual dan hanya ada
sebagai metode akses untuk data virtual.
Lebih umum lagi, file system merupakan database khusus untuk penyimpanan,
pengelolaan, manipulasi dan pengambilan data.
1. Aspek-aspek file system
Kebanyakan file System menggunakan media penyimpan mendasar yang
menawarkan akses ke suatu array dengan blok ukuran tertentu yang
dinamakan sector, umumnya dengan ukuran pangkat 2 (512 bytes atau 1,2,
atau 4 KiB). Software File System bertugas menata sektor-sektor tersebut
menjadi file dan direktori, serta mengatur sektor mana milik file mana
dan sektor mana yang belum terpakai. Kebanyakan file system
mengalamatkan data dalam unit dengan ukuran tertentu yang disebut
cluster atau blok yang mengandung sejumlah disk sector (biasanya antara
1-64). Cluster atau blok ini adalah space disk terkecil yang dapat
dialokasikan untuk menyimpan file.
Bagimanapun,
file system bisa jadi tidak perlu menggunakan media penyimpan sama
sekali. File System dapat dipakai untuk menata dan mewakili akses ke
setiap data, apakah data itu disimpan atau dibuat secara dinamis.
1.1 Nama File
Tidak peduli apakah file System memiliki media penyimpan atau tidak,
file system umumnya memiliki direktori yang menyesuaikan antara nama
file dan file, biasanya dengan menghubungkan nama file dan suatu index
dalam file.
1.2 Metadata
Informasi lain yang disimpan biasanya berhubungan dengan tiap file yang
ada dalam file system. Panjang data yang dikandung dalam sebuah file
dapat disimpan sebagai nomor blok yang disediakan untuk file atau
sebagai hitungan byte.Waktu di mana file terakhir kali dimodifikasi
dapat disimpan sebagai timestamp dari file. Beberapa file system juga
menyimpan waktu pembuatan file, waktu terakhir kali diakses, dan waktu
di mana meta data dari file diubah. Informasi lain termasuk juga tipe
media file (blok, karakter, soket, subdirektori), User-ID pemilik dan
Group-ID, serta setting access permission-nya (read only, executeble,
dll).
Atribut sebarang dapat
dilekatkan pada file system tingkat lanjut, seperti XFS, ext2/ext3,
beberapa versi UFS dan HFS+ menggunakan atribut file diperluas. Fitur
ini diterapkan pada kernel Linux, FreeBSD dan MacOS X, serta membolehkan
metadata untuk dihubungkan dengan file pada level file system. Misalnya
info tentang pembuat dokumen, pengkodean karakter dari dokumen
plain-text, atau checksum.
1.3 File system hirarkis
File System hirarkis merupakan minat riset awal dari Dennis Ritchie.
Implementasi sebelumnya terbatas pada beberapa level, terutama IBM,
bahkan pada database awal mereka seperti IMS. Setelah suksesnya Unix,
Ritchie memperluas konsep file system ini ke dalam setiap objek dalam
pengembangan Sistem Operasi berikutnya yang dikembangkannya, seperti
Plan 9 dan Inferno.
1.4 Fasilitas
File System tradisional menawarkan fasilitas untuk membuat, memindah
dan menghapus file dan direktrori. File System tradisional masih
kekurangan fasilitas untuk membuat link tambahan ke direktrori, merubah
link parent, dan membuat link bidireksional ke file. File system
tradisional juga menawarkan fasilitas untuk memotong, menambah catatan,
membuat, memindah, menghapus dan modifikasi file di tempat. Mereka tidak
menawarkan fasilitas untuk menambah di awal atau untuk meghapus dari
bagian awal file, membiarkan penyisipan tunggal sembarang ke file atau
penghapusan dari file. Operasi yang disediakan sangat asimetris dan
kekurangan manfaat dalam konteks yang tidak diharapkan. Misalnya, pipe
interproses dalam Unix harus dilakukan di luar file system karena konspe
pipe tidak menawarkan pemotongan dari awal file.
1.5 Keamanan akses
Akses aman ke dalam operasi file system dasar dapat didasarkan pada skema Access
Control List atau Capability. Hasil riset menunjukkan bahwa ACL sulit mengamankan secara
patut. File System komersial masih menggunakan Access Control List.
2. Tipe-tipe File System
Tipe-tipe File System dapat diklasifikaskan ke dalam disk file system,
file system jaringan dan file system untuk tujuan khusus.
2.1 File system Disk
Sebuah file system disk adalah file system yang didesain untuk
menyimpan data pada sebuah media penyimpan data, umumnya disk drive baik
yang langsung atau tidak langsung terhubung ke komputer. Contoh File
System Disk misalnya FAT (FAT 12, FAT 16, FAT 320), NTFS, HFS, HFS+,
ext2, ext3, ISO 9660, ODS-5 dan UDF. Beberapa File System Disk ada yang
termasuk file system journaling atau file system versioning.
2.2 File System Flash
Sebuah file system Flash adalah file system yang didesain untuk
menyimpan data pada media flash memory. Hal ini menjadi lazim ketika
jumlah perangkat mobile semakin banyak dan kapasitas memory flash yang
semakin besar. Block device layer dapat mensimulasikan sebuah disk drive
agar file system disk dapat digunakan pada flash memory, tapi hal ini
kurang optimal untuk beberapa alasan „h Menghapus blok. Blok Flash
memory harus dihapus sebelum dapat ditulis. Waktu yang dibutuhkan untuk
menghapus sebuah blok bisa jadi signifikan, dan hal ini juga bermanfaat
untuk menghapus blok yang tidak dipakai saat media dalam keadaan idle.
„h Random Access. file system Disk ditingkatkan untuk mencegah pencarian
disk, Flash memory tidak membebankan proses pencarian sama sekali „h
Level pemakaian: media memori flash cenderung mudah rusak ketika satu
blok tunggal di-overwrite secara berulang; file system flash didesian
untuk me-write
secara merata.
2.3 File System Database
Konsep baru untuk manajemen file adalah konsep file system berbasis
database. Sebagai perbaikan bagi Manajemen terstruktur hirarkis, file
diidentifikasi oleh karakteristiknya, seperti tipe file, topik, pembuat
atau metadata yang sama.
2.4 File System Transaksional
Setiap operasi disk dapat melibatkan perubahan ke sejumlah file dan
struktur disk yang berbeda. Dalam banyak kasus, perubahan ini
berhubungan. Hali in iberarti bahwa operasi ini dieksekusi pada waktu
yang sama. Ambil contoh ketika sebuah Bank mengirimkan uang ke Bank lain
secara elektronik. Komputer Bank akan ¡¥mengirim¡¦ perintah transfer ke
Bank lain dan meng-update record-nya untuk menunjukkan bahwa telah
terjadi transaksi. Jika untuk beberapa alasan terjadi crash antar
komputer sebelum komputer berhasil mengupdate record-nya sendiri, maka
tidak akan ada tidak akan ada record transfer tapi Bank akan kehilangan
uangnya. Pemrosesan transaksi memperkenalkan jaminan bahwa pada tiap
point ketika transaksi berlangsung, sebuah transaksi dapat disudahi
secara tuntas atau diulang sepenuhnya. Hal ini berarti jika terjadi
crash atau kegagalan power, setelah recovery, kondisi yang disimpan akan
tetap. File System journaling adalah salah satu teknik yang digunakan
untuk mengenalkan konsistensi level-transaksi ke dalam struktur file
system.
2.5 File System Jaringan
File System Network adalah file system yang bertindak sebagai klien
untuk protokol akses file jarak jauh, memberikan akses ke file pada
sebuah server. Contoh dari File system network ini adalah klien protokol
NFS, AFS, SMB, dan klien FTP dan WebDAV.
2.6 File System untuk Tujuan khusus
File System untuk tujuan khusus adalah file system yang tidak termasuk
disk file system atau file system Jaringan. Termasuk dalam kategori ini
adalah sistem di mana file ditata secara dinamis oleh software,
ditujukan untuk tujuan tertentu seperti untuk komunikasi antar proses
komputer atau space file sementara. File system untuk tujuan khusus
sangat banyak dipakai oleh OS yang berpusat pada file seperti UNIX.
Contoh file system ini adalah file system procfs (/proc) yang dipakai
oleh beberapa varian Unix, yang memberikan akses ke informasi mengenai
proses dan fitur-fitur dari OS.
2.7 File System Journaling
File system journaling adalah file system yang mencatat perubahan ke
dalam jurnal (biasanya berupa log sirkuolar dalam area tertentu) sebelum
melakukan perubahan ke file system. File system seperti ini memiliki
kemungkinan yang lebih kecil mengalami kerusakan saat terjadi power
failure atau system crash. Meng-update file system untuk menunjukkan
perubahan ke file dan direktori biasanya membutuhkan banyak operasi
write yang terpisah. Sebagai contoh, operasi delete dalam
file system Sistem Unix melibatkan dua proses:
1. menghilangkan entri direktori
2. menandai inode dan space file sebagai space yang kosong
Jika
terjadi crash antara proses 1 dan 2, akan akan inode yang rusak. Di
sisi lain, jika hanya proses 2 yang dijalankan pertama kali sebelum
crash maka file yang belum dihapus akan ditandai sebagai kosong dan
mungkin akan ditumpuk dengan file lain. Dalam file system
non-journaling, mencari dan memperbaiki kerusakan ini akam membutuhkan
penelusuran menyeluruh pada struktur datanya. Hal ini akan memakan waktu
lama jika file system tersebut besar dan jika bandwidth I/O kecil. File
system journaling menjaga jurnal perubahan yang akan dibuat, setiap
waktu. Ketika terjadi crash, pemulihan dapat dilakukan dengan simple
dengan mengulang perubahan dari jurnal ini hingga file system kembali
konsisten.
3. Beberapa File system yang pernah dikembangkan
Berikut ini adalah beberapa file system yang terkenal yang pernah
dikembangkan. File system-file system berikut terutama dikembangkan
untuk Sistem Operasi Windows dan Unix atau Linux. Namun, ada juga file
system yang dapat berjalan baik di Linux maupun di Windows.
3.1 FAT
FAT merupakan File System yang digunakan dalam Sistem Operasi Windows. Nama FAT berasal dari penggunaan tabel yang memusatkan informasi tentang area mana milik file yang kosong atau mungkin tidak dipakai, dan di mana setiap file yang disimpan dalam disk. Untuk membatasi ukuran tabel, space disk dialokasikan ke file dalam grup-grup sektor hardware yang bersebelahan, disebut cluster. Ketika disk drive berkembang, jumlah maksimum cluster pun meningkat dan begitu juga jumlah bit yang mengidentifikasikan bahwa cluster telah berkembang. Versi pengembangan dari format file system FAT dinamai sesuai dengan jumlah bit tabel elemennya, yaitu: FAT12, FAT16 dan FAT32.
3.2 NTFS
NTFS merupakan file system standar untukWindows NT termasuk windows
200, XP, Server 2003, Windows Server 2008 dan Wondows Vista. NTFS
menggantikan file system FAT sebagai file system yang dipakai untuk
Sistem Operasi Windows. Versi rilis NTFS ada beberapa, sebagai berikut:
„h v1.0 with NT 3.1, dirilis pertengahan-1993
„h v1.1 with NT 3.5 dirilis 1994
„h v1.2 (pertengahan -1995) and NT 4 (pertengahan -1996)
„h v3.0 dariWindows 2000
„h v3.1 dariWindows XP (2001), Windows Server 2003 (2003), Windows Vista
(pertengahan -2005) dan Windows Server 2008
Dalam
NTFS, semua file data ¡V nama file, tangal pembuatan, ijin akses dan
isi ¡V disimpan dalam metadata dalam Master File Table (MFT). NTFS
mengijinkan setiap urutan 16-bit nilai utuk encoding nama (nama file,
nama stream, nama index, dll) Master File table mengandung metadata
tentang setiap file, direktori dan metafile dalam suatu volume dengan
partisi NTFS. Metadata itu termasuk nama filem lokasim ukuran dan
ijinnya. Strukturnya mendukung algoritma yang memperkecil disk
fragmentation.
3.3 ext2
Ext2 atau second extended file system adalah file system untuk kernel
Linux. Meskipun bukan termasuk file system journaling, tapi penerusnya
yaitu ext3 menyediakan fitur journaling dan hampir sepenuhnya kompatibel
dengan ext2.File system pertama yang dipakai dalam Sistem Operasi Linux
adalah Minix FS yang hampir bebas sepenuhnya dari bug, namun
menggunakan offset 16-bit dan ukuran maksimum hanya 64 MB. Nama file
juga terbatas hanya 14 karakter. Untuk mengatasi hal ini, dibuatlah file
system baru yang dimulai dengan penambahan layer file system virtual
pada kernel
Linux. File
system ext dirilis pada April 1992 sebagai file system pertama yang
menggunakan VFS API dan dimasukkan dalam Linux 0.96c. File system ext
menyelesaikan dua masalah utama dalam Minix FS (ukuran partisi max dan
panjang nama file), dan membolehkan partisi hingga 2GB dan nama file
hingga 255 karakter. Namun masih ada masalah: belum ada dukungan untuk
akses terpisah, modifikasi inode dan timestamp modifikasi data. Ext2
didesain dengan tujuan bahwa file system ini akan dapat dikembangakan
lagi, dengan sisa space yang masih banyak pada struktur datanya untuk
dipakai dalam versi mendatang. Fitur seperti POSIX ACL dan atribut
diperluas diimplementasikan pertama kali pada ext2 karena mudah
diperluas dan internalnya sangat dimengerti. Dalam Kernel Linux hingga
2.6, batasan dalam driver blok berarti bahwa file system ext2 memiliki
ukuran file maksimum 2 TiB. Kernel Linux yang lebi baru membolehkan
ukuran file yang lebih besar, namun sistem 32-bit hanya membatasi hingga
ukuran file 2 TiB. Ext2 masih direkomendasikan sebagai file system
journaling pada Flash Drive USB bootable dan media solid-state lainnya.
Ext2 melakukan operasi write yang lebih sedikit dibading ext3 karena
ext2 tidak perlu melakukan write ke journal. Faktor utama yang
mempengaruhi usia flash Drive adalah siklus hapus, dan juga siklus
write, hal inilah yang menyebabkan pemakaian ext2 membuat usia media
flash drive lebih panjang.
Space
dalam ext2 dibagi dalam blok-blok dan ditata dalam grup-grup blok, sama
dnegan grup silinder dalam File System Unix. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi fragmentasi external dan mengurangi pencarian disk saat
me-read data yang besar. Tiap grup blok berisi superblok, bitmap grup
blok, bitmap inode diikuti oleh data blok aktual. Superblok mengandung
informasi penting yang krusial untuk proses booting Sistem Operasi,
namun copy back up juga dibuat pada setiap grup blok dari tiap blok
dalam fiel system. Hanya copy pertama yang ada pada blok pertama file
system yang dipakai dalam proses booting.
Deskriptor
blok menyimpan nilai bitmap blok, bitmap inode dan table inode awal
untuk tiap grup blok yang nantinya semuanya akan disimpan dalam tabel
grup deskriptor.
3.4 ext3
Ext3 atau third extended file system adalah file system journaling yang
umum digunakan dalam Sistem Operasi Linux. Ext3 merupakan pengembangan
versi journaling dari file system ext2 yang hampir kompatibel secara
keseluruhan dengan ext2. Adanya fitur journaling inilah yang membuatnya
lebih dibanding ext2 yang membuatnya lebih reliable dan menghilagkan
keperluan untuk mengecek file system setelah shutdown yang tidak
semestinya.Meskipun kecepatannya tidak lebih baik daripada file system
Linux lainnya seperti JFS, ReiserFS dan XFS, tapi ext3 memiliki manfaat
yang signifikan yaitu membolehkan upgrade di tempat dari file system
ext2 tanpa harus mem-back up dan me-restore data yang berarti mengurangi
konsumsi daya CPU. Ext3 juga diangap lebih aman dibanding file system
Linux lainnya karena kederhanaannya dan juga uji cobanya yang luas. File
system ext3 menambahkan fitur-fitur ini dibanding pendahulunya:
- File system journaling
- Penambahan file system secara online
- Indeks htree untuk direktori yang lebih luas
Tanpa ini, file system ext3 akan sama saja dengan ext2.
Ada 3 level journaling yang tersedia dalam implementasi ext3 pada Sistem Linux:
Journal (resiko terendah)
Metadata dan isi file disimpan dalam jurnal sebelum dikerjakan ke file system utama.
Ordered (resiko menengah)
Hanya
metadata yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak disimpan tapi
dijamin bahwa bahwa isi file disimpan ke disk sebelum metadata yang
bersesuaian ditandai untuk dicommit dalam jurnal.
Writeback (resiko tertinggi)
Hanya
metadata yang disimpan dalam jurnal, isi file tidak. Isi file mungkin
di-write sebelum atau sesudah jurnal di-update. Akibatnya, file
dimodifikasi tepat sebelum crash dapat terjadi.
4. File system and Sistem Operasi
Hampir semua OS juga menyediakan file system, karena file system adalah
bagian integral dari semua OS. Tugas nyata dari OS microcomputer
generasi awal hanyalah berupa manajemen file. Beberapa OS masa kini
memiliki komponen terpisah untuk menangani file system yang dulunya
disebut Disk Operating System (DOS) ini. Dalam beberapa mikrokomputer,
DOS diload secara terpisah dari bagian OS yang lain. Karena itulah,
diperlukan interface antara user dan file system yang disediakan oleh
software dalam Sistem Operasi. Interface ini dapat berupa textual seprti
Unix Shell atau grafis seperti file browser. Jika berupa grafis,
seringkali digunakan metafora seperti folder, isi dokumen, file dan
direktori folder.
4.1 File system flat
Dalam sebuah file system flat, tidak ada subdirektori – semua file
disimpan pada level media yang sama (root), misal hard disk, floppy
disk, dll. Sistem ini menjadi tidak efisien ketika jumlah file bertambah
banyak, dan karenanya sulit bagi user untuk mengorganisir data ke dalam
grup-grup.
4.2 File system dalam platform Sistem Operasi Unix-like
Sistem Operasi Unix-like membuat file system virtual, yang membuat
semua file pada semua media tampak berada pada susatu hirarki tunggal.
Hal ini berarti, dalam sistem tersebut, ada satu direktori /root, dan
setiap file yang ada pada sistem diletakkan di bawah direktori
tersebut.. Lebih jauh lagi, direktori /root tidak harus berada dalam
suatu media fisik. Dirsktori tersebut bisa jadi tidak ada di Hard Drive
bahkan mungkin tidak berada di komputer Anda. OS Unix-Like dapat
menggunakan sumber daya dari jaringan sebagai direktori /root-nya.
Sistem Unix-like memberikan nama kepada tiap media, tapi hal ini
bukanlah cara bagaimana file dalam media tersebut diakses. Untuk
mendapatkan akses ke file di media lain, Anda pertama kali harus
memberitahu OS di direktori mana file tersebut akan tampil. Proses ini
disebut dengan mounting sebuah file system. Sebagai contoh, untuk
mengakses file pada CD-ROM, user harus memberitahu OS “ambil file system
dari CD-ROM ini dan tampilkan pada direktori ini dan ini”. Direktori
yang diberikan ke OS disebut sebagai mountpoint, yang bisa berupa,
misalnya /media. Direktori /media ada pada kebanyakan Sistem Unix dan
ditujukan khusus untuk dipakai sebagai mount point untuk media removable
seperti
CD, DVD, dan floppy disk. Umumnya, hanya administrator atau pengguna
root dapat melakukan aksi mounting file system ini. OS Unix-like
seringkali sudah memiliki software dan tools yang menangani proses
mounting dan menyediakan fungsi baru. Strategi ini disebut dengan
“auto-mounting”, seperti yang tercermin dalam tujuannya.
1.
Dalam banyak situasi, file system selain root diharuskan tersedia
segera setelah OS telah boot. Karena itu, semua Sistem Unix-like
menyediakan fasilitas untuk me-mount file system pada saat booting.
Administrator menyebut file system ini
2. Dalam beberapa situasi, tidak perlu me-mount beberapa file system pada saat boot, meskipun mungkin dibutuhkan setelahnya. Ada
3.
Media removable telah menjadi hal yang umm dengan platform
mikrokomputer. Removable media ini mengijinkan program dan data untuk
ditransfer antar mesin tanpa koneksi fisik. Misalnya USB flash drive,
CD-RM, dan DVD. Hal ini menyebabkan dikembangkannya perangkat untuk
mendeteksi keberadaan suatu medium dan ketersediaan mount-point serta
me-mount media tersebut tanpa intervensi dari user.
4.
Sistem Unix-like yang lebih maju juga telah mengenalkan konsep yang
disebut supermounting. Contohnya, sebuah floppy disk yang telah
di-supermount dapat dicopot secara fisik dari sistem. Dalam keadaan
normal, disk harus sudah disinkronkan dan kemudian di-unmount sebelum
dicopot. Sinkronisasi yang diperlukan sudah terjadi, disk yang berbeda
dapat disisipkan ke dalam drive. Sistem secara otomatis mengetahui bahwa
disk telah dirubah dan mengupdate isi mount point untuk mengindikasikan
medium baru. Fungsi serupa ditemukan pada mesin Windows standar.
5.
Inovasi serupa yang dipilih oleh beberapa pengguna adalah menggunakan
autofs, sistem yang tidak membutuhkan perintah mount manual.
Perbedaannya dengan supermount adalah media di-mount secara transparan
ketika permintaan ke file system dibuat. Cara ini sesuai untuk file
system pada server jaringan.
4.2.1 File system dalam platform Linux
Linux mendukung banyak file system yang berbeda, tapi pilihan yang umum
untuk sistem di antaranya adalah keluarga ext* (seperti ext2 dan ext3),
XFS, JFS dan ReiserFS
4.2.2 File system dalam platform Mac OS X
MacOS X menggunakan file system HFS Plus yang merupakan turunan dari
Mac OS klasik yaitu. HFS plus adalah file system yang kaya metadata dan
case preserve. Karena Mac OS X memiliki root milik Unix, aturan Unix
juga ditambahkan dalam HFS Plus. Versi terbaru dari HFS plus menambahkan
journaling untuk mencegah kerusakan pada struktur file system dan
mengenalkan sejumlah optimasi dalam hal algoritma alokasi dalam usaha
untuk memecah file secara otomatis tanpa membutuhkan defragmenter luar.
Nama file dapat mencapai 255 karakter. HFS Plus menggunakan pengkodean
Unicode untuk menyimpan nama file. Dalam Mac OS X, tipe file dapat
diambil dari type code yang disimpan dalam metadata atau nama file. HFS
Plus memiliki tiga macam link: Hard Link seperti pada Unix, Link
simbolis Unix, dan alias. Alias didesain untuk menangani link ke file
asli meski file tersebut telah dipindah ataupun diubah namanya. Alias
ini tidak diinterpretasikan dalam file system, tapi pada kode File
Manager pada userland. Mac OS X juga mendukung penggunaan File System
UFS yang merupakan turunan dari File System Unix BSD.
4.3 File system dalam platform Microsoft Windows
Microsoft Windows menggunakan file system FAT dan NTFS File System FAT
(File Allocation Table) yang didukung oleh semua versi Microsoft Windows
merupakan evolusi file system yang digunakan dalam MS DOS. Selama
bertahun-tahun, banyak fitur telah ditambahkan dalam pengembangannya,
yang terinspirasi dari fitur serupa yang ada pada file system yang
dipakai pada Unix. Versi lama dari file system FAT (FAT12 dan FAT16)
memiliki keterbatasan dalam memberikan nama file, batasan dalam hal
jumlah entri dalam direktori root dalam file system dan batasan jumlah
maksimum partisi. Secara spesifik, FAT12 dan FAT16 membatasi nama file
hanya sampai 8 karakter dan 3 karakter untuk perluasan. VFAT yang
merupakan perluasan dari FAT12 dan FAT16 mulai diperkenalkan padaWindows
NT dan berikutnya dimasukkan dalam Windows 95, yang mengijinkan nama
file yang panjang. NTFS yang diperkenalkan bersama dengan Wndows NT
mengijinkan kontrol berbasis Access Control List. NTFS juga mendukung
Hard link, aliran file jamak, indexing atribut, pengecekan kuota,
kompresi dan menyediakan mount point untuk file system lainnya. Tidak
seperti Sistem Operasi lainnya, Windows menerapkan abstraksi berupa
drive letter pada level user untuk membedakan sebuah disk atau partisi
dari yang lain. Sebagai contoh, path C:\Windows menunjukkan
direktoriWindows pada partisi yang ditunjukkan oleh label huruf C. Drive
dalam jaringan juga dapat di-map menjadi drive letter.
4.3.1 Proses pengambilan data
Sistem Operasi memanggil IFS (Installable File System) manager. IFS
kemudian memanggil FSD (File System Driver) yang sebenarnya untuk
membuka file yang diminta dari beberapa pilihan FSD yang bekerja untuk
File System yang berbeda –NTFS, VFAT, CDFS (untuk drive optikal) dan
network drive. FSD kemudian mendapatkan info lokasi kluster pertama dari
file pada disk dari FAT, VFAT atau MFT (Master File Table). MFT inilah
yang yang memetakan semua file pada disk dan merekan jejak di mana file
disimpan.
Sumber:
Wikipedia, http://wikipedia.org
terima Kasih .... Semoga Bermanfaat ... TECHNOLOGI'S BLOG
terima Kasih .... Semoga Bermanfaat ... TECHNOLOGI'S BLOG
0 komentar:
Posting Komentar